AKSI NYATA MODUL 3.1
Aksi Nyata Modul 3.1
Kasus siswa yang jarang masuk belajar di classroom
Menerapkan 9 langkah Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk
memandu Anda dalam
mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema
etika yang membingungkan
karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang
penting dalam
pengambilan dan pengujian keputusan. Alasan yang
pertama, langkah ini
mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang
perlu diperhatikan,
alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa
menilainya dengan lebih
saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini
akan membuat kita
menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan
aspek moral, bukan
masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma
sosial. Untuk
mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita
terlalu berlebihan dalam19
menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi
orang yang terlalu
mendewakan aspek moral, sehingga kita akan
mempermasalahkan setiap
kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita
terlalu permisif, maka kita
bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di
situasi tertentu.
Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang
seharusnya membedakan
bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan.
Karena dalam
hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi
ini.
Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang
lengkap dan detail,
seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktorfaktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian
seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.
4. Pengujian benar atau salah
1. Uji Legal
Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.
2. Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.
3. Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.
4. Uji Halaman Depan Koran
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika.
5. Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.
Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:
Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking)
yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam.
Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.
Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.
Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana
yang terjadi di situasi ini?
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long
term)
Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilainilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
6. Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan
dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema
Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.
8. Buat Keputusan
Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. 9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. dengan uji 4 paradigma serta 3 prinsip berpikir
Latar belakang
Permasalahan
sekolah dengan Daring merupakan persoalan yang bukan lagi menjadi masalah guru
perorang tetapi hampir semua merasakan dampaknya. Tidak hanya dalam
pembelajaran, guru harus mencari strategi pembelajaran yang dapat diikuti oleh
semua siswa.
Siswa sendiri
juga menghadapi persoalan yang cukup rumit. Kemudian orang tua dirumah juga
direpotkan dengan mengatur jadwal untuk kekantor atau berangkat kerja dengan
menggunakan HP yang sama. Serta kesulitan dalam mengerjakan tugas – tugas yang
telah diberikan guru kepada anak – anaknya dirumah. Sedangkan pemerintah juga
tidak memberatkan, dalam artian memberikan kebijakan yang mengerti atas
kepentingan semua pihak dengan melonggarkan bahwa jangan benturkan nilai
akademik siswa dengan masa pandemi sekarang ini. Tetapi sekolah masih berharap
mutu pendidikan anak – anak, setidaknya tidak di level terendah.
Berusaha
menerapkan strategi belajar mengajar yang mudah tidak menyulitkan bagi guru dan
siswa serta orang tua dengan menerapkan pembelajaran yang mudah berkomunikasi
lewat WAG, Classroom atau kunjungan kerumah serta memanggil siswa tersebut ke
sekolah.
Bagaimana
pengambilan keputusan pemimpin pembelajaran yang bertanggung jawab atas hasil
keputusan
Permasalahan yang muncul
ketidak hadiran siswa dalam pembelajaran Daring Beragam alasan,
1.
HP di bawa orang tua bekerja
2.
Bergantian dengan adik /kakak
3.
Tidak ada HP/ HP rusak
4.
Tidak dapat beli paket data
5.
Jaringan sinyal tidak ada, karena tinggal di pelosok
kampung
6.
Keluar kota
7.
Orang tua/ anak tidak paham menggunakan HP untuk
membuka aplikasi pembelajaran
8.
Anaknya malas mengerjakan tugas
H HP yang tidak suport dengan aplikasi yang digunakan
![]() |
siswa mengerjakan tugas di sekolah |
![]() |
Pandemi Dan Prestasi |
Alasan semua guru termasuk saya adalah supaya siswa
ini ada nilai dan kehadiran, supaya tidak tertinggal pelajaran.
Tindakan atau aksi nyata yang saya akan lakukan
adalah:
Setiap kelas, setiap guru mendata siswa dengan melihat
rekap kehadiran dalam membaca materi ( berupa materi, buku paket, video, gambar
) dan mengerjakan tugas yang dikirim lewat WAG maupun classroom.
Kemudian menanyakan kepada guru mata pelajaran apakah
sama seperti yang terdata dengan wali kelas. Kalau sudah ada laporan dari guru
Mapel, Maka guru kelas mengirim hasil rekap siswa kepada WAG orang tua untuk
memberitahukan kehadiran siswa. Kemudian orang tua berdiskusi apakah
mengerjakan tugas harian di classroom atau hadir kesekolah.
![]() |
Berdiskusi bersama orang tua siswa |
![]() |
home visit bersama siswa |
Kesepakatan yang dibuat bersama orang tua dan siswa,
agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kalau ada kendala, segera
melaporkan kepada wali kelas atau guru mapel yang bersangkutan
Kalau tidak ada kuota/paket data, hp rusak/eror, maka
siap datang kesekolah untuk mengerjakan tugas menggunakan hp/ laptop, bpk / ibu
guru
Hasil yang diperoleh
Menjalankan 9 langkah untuk menganalisis hasil
keputusan yang akan di sepakati bersama orang tua dan siswa. Komunikasi terbuka
serta kolaborasi dengan kepala sekolah, rekan guru, orang tua dan siswa.
Setiap akhir pembelajaran tiap minggunya. Kehadiran
tetap dipantau melalui rekapitulasi kehadiran. Walaupun tidak hadir 100 %
setiap minggunya tetapi menunjukkan kemajuan yang positif. Begitupun dengan
mata pelajaran yang lain
![]() |
Diskusi Bersama Orang tua dan siswa lewat WA |
Perasaan (feelings)
Setelah melalui berbagai tahapan, ada perasaan sedih,
ketika berbincang dengan orang tua siswa dengan latar belakang mereka, Dan saya
berusaha menjaga komunikasi, agar ketika orang tua dan siswa terkendala, saya siap
membantu. Dan bila sudah bertemu dan berdiskusi bersama orang tua, siswa dan
rekan sejawat dan kepala sekolah atas hasil pembicaraan bersama saya merasa
lega karena dengan berkolaborasi, kerjasama, diskusi terbuka dengan rekan rekan
sejawat, orang tua dan siswa. Tujuan kami sama, bahwa apa yang telah dilakukan
demi keberhasilan peserta didik dan kemajuan sekolah. Berharap siswa
bertanggung jawab dengan kesepakatan yang telah di sepakati bersama. Orang tua
selalu mendukung ke arah pembelajaran dan kehadiran anak - anaknya
Pembelajaran (findings)
Apa yang telah di lakukan. Komitmen, kerjasama,
tanggung jawab atas kesepakatan dengan orang tua dan siswa membawa hasil yang
bermanfaat untuk saya khususnya serta rekan rekan sejawat lainnya. Apapun
masalah yang di hadapi, kalau di komunikasikan secara terbuka maka akan
mendapatkan hasil seperti apa yang diharapkan
Penerapan ke depan (Future)
Komitmen, tanggung jawab, komunikasi, kerjasama
melibatkan semua pihak akan menghasilkan pembelajaran pengambilan keputusan
yang bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang telah disepakati
#Aidil Fitriani
#CGP-2-SDN011Tenggarong-KutaiKartanegara
#Sept - Okt 2021
Menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan agar keputusan yg kita ambil adalah keputusan yg tepat dan bijak. Mantap bu Aidil 😍😍😍
BalasHapusTerimakasih bunda Rahma..
HapusKeren kaa Aidil
BalasHapusTerimaksih bu yan ..selalu didepan 🙏🏻😍
BalasHapusWah bu dri kasus ini sy mendapatkan gambaran , mnrt sy kasus ini hampir disemua guru di sekolah mengalaminyaa. Selama pandemi ini byk ank2 yg kesulitan dalam mengerjkan tugas sekolah dengan berbagai kendala yg ada. Pemaparan ibu sangat baik dan jelas dalam mengambil suatu keputusan dan sudah sangat bijak. Semoga saya bisa mengikutinya kedepan.
BalasHapusTerimksih Pak Sigit, semangat ya pak, bersama berbuat untuk perubahan yang lebih baik lagi. untuk anak anak yang punya masa depan yang lebih baik
HapusTidak ada keputusan yang ideal, tergantung point a few orang lain
BalasHapusKata kunci dalam memutuskan adalah Keberanian yang bertanggungjawab
Terima kasih Pak Petik, harus bertanggung jawab atas dilema yang dihadirkan di masa saat ini, selalu semangat pak untuk suport terutama CGP seperti saya
HapusMantap ibu Aidil
BalasHapusPenerapan 9 langkah
Terima Kasih Pak Azhar
Hapus