CERITA SEORANG GURU
Menjadi guru bukanlah cita – cita saya, tetapi saya lahir sudah menjadi
anak seorang guru, lingkungan guru dan terlahir dari keluarga besar guru.
Mengapa saya katakan demikian, karena rata – rata dilingkungan keluarga
sebagian menjadi guru.
Yang menjadi panutan ketika itu
adalah Bapak saya, yang saya memanggilnya abah, abah ketika itu menjadi guru
sekaligus kepala sekolah. Ditempatkan disuatu desa dengan segala keterbatasan
fasilitasnya. Tetapi dengan gaya mengajar abah setiap hari dikelas selalu riuh
ramai. Setiap hari Sabtu di lingkungan sekolah yang berdampingan dengan rumah
temapat tinggal kami, menjadi ramai selalu ada saja kegiatan yang dilakukan
oleh abah dan murid- muridnya. olahraga, berkebun, termasuk menyanyi dan menari dan
pramuka. Saya selalu mengamati kok jadi
guru itu senang ya.. banyak anaknya ha ,,ha,,.
Dan saya pun merasakan betapa beratnya kala itu menjadi guru seperti abah
saya yang harus siap ditempatkan dimana saja. Saya pun ikut merasakan beratnya
menjadi anak seorang guru. Kenapa ? y …. walaupun hanya anak seorang guru, saya
juga harus siap ditempatkan dimana saja …mengikuti abah saya. Waktu kelas satu
sd saya menetap disuatu daerah …Naik kelas 2 SD, pindah lagi kedaerah baru dan
baru Sembilan bulan, pindah lagi kesuatu daerah lgi..Pindah – pindah itu capek
tauu,,,, y mencari rumah baru, bawa barang – barang lagi, penyesuaian
lingkungan baru serta teman baru …lagi. Hemmmm …..Coba pindahnya ke Australia,
Amerika saya bisa berteman dengan bule bule disana, dan yang pasti saya pasti
pandai berbahasa inggris. Tapi saya pindah, kedaerah satu kedaerah lainnya.
Jadi mampunya hanya Bahasa daerah setempat yang saya ketahui. Dan daerah dimana
saya pindah menempuh perjalanan sungai dengan naik perahu ketinting dan lama
perjalanannya memakan waktu 1 hari.
Belum lagi kalau diperjalanan turun hujan ..wah alamat bermalam dimana saja.
Kalau beruntung bisa bemalam di tempat penduduk yang berkebun. Kalau tidak
beruntung ..hemmm kita tidur diperahu dengan alat pelindung seadanya. Kenapa
menggunakan perahu ketinting, tidak menggunakan kapal yang besar,, Dulu …yang
namanya kapal besar ada rute perjalanannya, kalau tidak sesuai dengan rutenya
ya .. itulah kita harus menggunakan perahu ketinting yang kira kira muat 6
orang dewasa plus barang – barang seadanya.
Bayangkan ……? Belum lagi namanya didaerah baru belum tentu ada perumahan
guru. Kalau tidak ada kita hanya tinggal dirumah penduduk yang kosong,, yang
lama,, yang ditinggal penghuninya.Pernah disuatu tempat dapat perumahan guru
persis dibelakangnya kuburan tua dan kuburan penduduk. Jalanan tanah kalau
hujan becek,tidak ada penerangan listrik. Serem ..iya, pernah kejadian setiap
malam tidak bisa tidur.. kami didatangi makhluk besar tinggi dan hitam.. Banyak
kejadian diluar nalar yang waktu itu, saya hanya mendengar, melihat dan
ketakutan. Alhamdulillah abah dengan tetua disana bisa mengusirnya atau apalah
namanya. Kadang sebagai Kepala sekolah abah tak jarang dengan rumah yang kecil,
mungil itu harus menampung 3 orang guru baru untuk tidur sementara sampai
mereka menemukan rumah baru.Dan sayalah yang beruntung, karena dapat belajar
lebih dulu dari teman-teman dan kalau habis liburan ibu bapak guru datang saya
dapat oleh – oleh buku cerita, baju baru dan makanan – makanan enak dari kota.
Dari kelas 3 sd sampai lulus saya bertahan. Waktu kelulusan…sayapun pindah lagi
kedaerah yang baru untuk melanjutkan ke jenjang SMPN..tak sampai disitu
kenaikan kelas 2 sayapun harus siap – siap pindah ke daerah yang baru. Waktu
pengumuman kelulusan tiba..senang ..iya sedih iya ..kenapa ..saya harus pindah
lagi kedaerah yang baru …senangnya kali ini saya pindah kekota. Takdir berkata
lain ,, setelah lulus sekolah SMP, saya bingung mau melanjutkan kemana ? sayapun berangkat kekota .. abah
sudah berpesan jangan menjadi guru. Guru itu tidak akan menjadi kaya. Pilihan
sekolah banyak mau SMAN, SMEA, SMIK ( sekarang SMK ). Tetapi dalam
bayangan saya, saya ingin rumah ramai, banyak anak, dan menjadi idola anak –
anak. Abah menyarankan, “ tidak ada pilihan lain ? dan pada waktu pendaftaran
sekolah teman teman pramuka saya berkumpul untuk daftar kesana… jadi guru atau
tidak !!! dan SPG jadi pilihan..
Alhamdulillah, saya memilih sekolah guru. 3 tahun lulus kemudian
melanjutkan ke FKIP, dan lulus. Mulailah mencari kerja, saya sempat menjadi
guru honor selama 3 tahun di SMPN di dua kecamatan yang berbeda. Yang paling
berkesan waktu mengajar di tempat pertama adalah setiap hari saya selalu
berbahasa Indonesia, setiap pulang naik taksi, dan sering dimarahi supir taksi karena salah jurusan.
Dan yang paling menarik saya tidak pernah minta diturunkan depan rumah, saya
selalu minta diturunkan dua rumah dari rumah saya tinggal. Karena saya tidak
mau diketahui saya tinggal di rumah Pak Camat daerah tsb. Mulailah gaya
mengajar abah saya terapkan waktu mengajar,,alhasil setiap masuk kelas ,,kelas
saya riuh ramai..bukan berarti saya jadi guru sebagai pelawak tetapi menjadi
guru yang mengajar mempunyai rasa humor. Ah … baru mengajar saya menjadi bangga
menjadi guru, karena setiap hari saya dikelilingi siswa - siswi. Dan saya punya
teman guru laki laki, yang setiap hari saya dan bapak guru muda itu bercerita
dengan gaya Bahasa kami masing – masing. Karena kami dari daerah yang sama
..jadi lidah ini tidak kelu karena berbahasa Indonesia setiap saat. Baru
beberapa bulan saya sudah harus mengurus kepindahan saya ketempat saya.
Saya dipanggil Bapak Kepala Sekolah, kelihatan Bapak Kepsek sedih,
kelihatan dari air mukanya. Bu …saya minta kalo ibu mau meninggalkan sekolah
ini, sebagai rasa penghargaan saya kepada ibu, saya dan rekan guru – guru yang
lain ..kita mengadakan apel bersama sebagai salam perpisahan. Saya terkejut
…baru beberapa bulan saya disini Pak, dan lagi saya hanya guru honor pak…”
memang kenapa kalau guru honor ? kan guru juga,,,kalo begitu ..begini saja
pak..( saya punya usul ) tidak usah apel pak,,, saya masuk kelas saja pak..(
karena saya tahu, saya akan menangis sedih dan pasti tersedu sedannya lama )
Okk ..kata Bapak Kepsek saya yang gagah dan berwibawa. Yang saya ingat hari itu
Hari senin, waktu apel Bendera tidak diumumkan kepindahan saya. Pas lonceng
pertama berbunyi mulailah saya gerilya hahhha …alias masuk kelas …ada satu
kelas yang ada beberapa siswinya yang nakal, setiap saya mengajar dikelas
sebelah..selalu ada kejadian, pintu ruang terdorong jatuh, suara riuh siswa
yang ngintip,,entah apa maksudnya.. Tapi saya tak pernah marah..saya hanya
tanggapi dengan senyuman. Kalau ditanya siswa ..kenapa ibu nggak marah…ah biasa
ajj klau marah nanti cepat tua lho..pas saya masuk siswi itu berdiri didepan
saya dan menghadap teman- temannya …sambil mengancungkan tangannya awasss….saya
menghampirinya..maaf anak - anak yang ibu sayangi dan ibu cintai ..ibu minta waktumu sebentar boleh ??
seketika kelas itu senyap..Dia hanya menganggukkan kepalanya isyarat saya boleh
bicara. Saya mulai terbata bata dan air mata mulai membayang ( inilah yang saya
khwatirkan kalau saya berdiri didepan sekian siswa ,,saya tidak mau terbata –
bata dan tersedu sedu ..jangannn !!! ) Maaf anak – anak mulai hari ini saya
tidak mengajar lagi dikelas ini, ibu akan pindah ketempat yang baru…seketika
kelas yang senyap mulai riuh lagi ,,dan saya kaget belum selesai saya berbicara
..sang bidadari itu berdiri di sisi mejanya..kembali mengacungkan tangan
…awasss jangan ada yang nangis ..teriaknya..dan dia berlari menghampiri dan
memeluk saya dengan berurai airmata ..ibu jangan Pindah…,,memerlukan waktu
sampai reda tangisnya.
Berarti saya guru yang ..ah silahkan disimpulkan sendiri. Setelah pamit
dan membereskan semuanya sayapun berangkat kembali kedaerah saya. Dan didaerah
saya mengajar di salah satu SMPN selama kurang lebih 2, 5 tahun.
Selama itu beberapa kali ikut tes CPNS. Alhamdulillah tes ke enam kalinya saya lulus.
Sayapun gembira, akhirnya hasil kerja payah sekolah saya terbayar dengan saya
menjadi guru. Terbayang riuh ramai suara anak – anak berpendaran dikepala saya.
Tapi yang menjadi kekhawatiran saya adalah kondisi saya yang lagi hamil 1 bulan
dan mengalami pendarahan serius,, saya kedokter kandungan saya diberi surat
istirahat ( Bedrest ) selama 1 minggu,apabila dalam 1 minggu masih pendarahan,
kandungan saya harus dikuret. Saya harus menyampaikan surat istirahat kepada Kepala
Sekolah SMPN tsb, sekaligus pengunduran diri saya sebagai guru di SMPN tsb.
Berbarengan dengan kondisi saya yang sakit, suami saya pun mengalami sakit yang
serius. Mengalami batuk yang serius ..dan dibawa ke ugd lanjut icu karena
apabila dibawa makan atau minum tensi langsung naik. Selama beberapa hari dirawat
dirujuklah ke RS di Surabaya. Di RS ini saya tinggal selama 1 bulan dirawat
inap, 1 bulan berikutnya di home stay RS 1 bulan berikutnya saya bersama suami
tinggal di tempat saudara untuk memudahkan control kembali di RS. Setelah 3
bulan vonis dokter bahwa suami saya menderita kelumpuhan saraf diantara pita
suara, yang kata dokter namanya lumpuh bisa sembuh bisa tidak, dan selama itu
kondisi suami saya dan kehamilan saya mulai membaik. Kami diperbolehkan pulang.
Akhirnya SK penempatan tugas ada ditangan,, bingung melanda hati, saya
mendatangi Kepala Sekolah tempat saya ditugaskan. Bapak Kepala Sekolah menerima
saya dengan senang hati. Bu ..kalau mau mengajar disini rumah tinggal sudah
disiapkan, listrik sudah ada,, jalan sudah diaspal..mau pulang kermh ibu paling
kurang lebih 1 jam sudah sampai ( saya tersenyum,, beda y dengan kondisi zaman
saya dan abah saya ). Saya Menarik napas panjang dan berkata kepada Bapak
Kepala Sekolah, bahwa kedatangan saya ini adalah mengurus pindah alasan saya harus
mendampingi suami yang kondisinya masih dalam perawatan Dokter. Dalam hati saya
berucap sebagai guru dan pengabdi negara, saya sangat ingin tinggal disini.
Tapi Keadaan keluarga saya harus memilih dan pilihan saya adalah dimana saja
mengabdi dengan hati yang tulus ..Insyaallah ada jalannya.
Tibalah saya ditempat yang baru, harapan baru dan disini saya akan
menunjukkan diri saya sebagai guru yang mengabdi seutuhnya. Tidak pernah
terbayang kalau menjadi guru akan mengalami kerikil kerikil tajam. Mengajar
dengan berkutat dengan administrasi kelas yang harus dibuat perhari, perminggu,
perbulan, pertahun..dan aturan – aturan yang berubah- ubah,kemudian
kurikulumpun mengikuti perkembangan zaman. Dampaknya kedalam kelas. Setiap hari
mengajar dengan metode baru,,kadang masih menyesuaikan kurikulum..kadang siswa
tidak punya buku, guru harus menyiasati. Belum lagi penyesuaian dengan kepala
sekolah ,teman guru – guru yang beda karakter, lingkungan sekolah. Saya harus
menyesuaikan diri biasanya mengajar SMP, sekarang SD kelas awal ..bayangkan
…pasti ada perbedaan y ..cara menulis, cara berbicara, cara menegur. Cukup lama
saya dikelas awal hampir 7 tahun, dalam masa itu saya melanjutkan lagi sekolah
ke strata berikutnya, konflik mulai datang ..pada saat konsultasi dengan dosen,
saya harus meninggalkan kelas tapi kelas tidak boleh kosong, harus ada guru
yang menggantikan ,sedangkan perjalanan kekampus saya memerlukan waktu 1,5 jam
perjalanan ..akhirnya teman saya yang baik itu, menawarkan diri untuk
menggantikan kelas ( sekarang teman saya yang baik hati itu sudah PURNA TUGAS
dalam keadaan sehat walafiat, (semoga saya seperti ibu y ) kemudian pembicaraan
yang tidak enak didengar mampir ditelinga saya ..ah biarkan ,,selama kelas saya
terjaga dengan baik, tujuan saya tercapai. Semua ada imbalannya dari ALLAH SWT.
Dalam masa itu saya juga harus mendampingi suami yang harus melayani
masyarakat. Sewaktu – waktu saya harus bertemu muka dengan masyarakat berarti
saya juga harus meninggalkan kelas. Tapi bangganya saya waktu itu karena ibu
Kepala Sekolah saya memberikan kelonggaran jadwal pelajaran ..artinya dalam
satu minggu ada satu hari jadwal pelajaran saya diisi dengan jam Pelajaran lain.
Jadi saya tidak harus masuk kelas hari tsb. Beruntung y saya, Alhamdulillah …
Menghadapi siswa dengan beragam karakter juga memerlukan strategi
mengajar yang baik,,kan sudah dibekali waktu sekolah dulu,strategi belajar
mengajar,ilmu pendidikan, ilmu psykologi. Saya selalu mengadakan pendekatan
melalui bicara dari hati kehati. Pendekatan dengan orang tua siswa. Bahkan saya
kadang meluangkan waktu untuk sekedar berbincang – bincang dengan orang tua
siswa.Terkadang saya harus menahan airmata, disekolah siswa tersebut sangat
respect terhadap saya, tapi tidak dengan orang tuanya. Dunia pendidikan begitu
komplek. Ah …tidak pernah terbayangkan sesulit ini menjadi guru. Setiap hari
saya harus belajar kepada siswa siswi saya, harus belajar kepada orang tua
siswa, kepada teman teman seprofesi, atasan saya. Bagaimana saya bersikap kepada
mereka, Belajar tentang Kehidupan, memaknai arti hidup.
Menjadi guru bukan hanya sekedar persiapan administrasi dan segala
kelengkapannya,tetapi guru harus punya keseimbangan hidup, keselarasan tentang
bagaimana bersikap. Perkara akhlak baik tetap dinomorsatukan. Perjalanan saya
untuk menjadi guru, sungguhlah tidak mudah, Mencari figure guru idola,
mencontoh dan meneladani guru – guru bahkan dari abah sekalipun mempunyai makna
tersendiri. Masih banyak kekurangan, masih harus banyak belajar. Selalu
memberikan pilihan kepada siswa bahwa “ lihatlah kelebihan para Ibu Bapak guru yang
ada disekolah contoh atau tiru kelebihannya tapi jangan pernah meniru
kekurangannya “. Bermimpilah menggapai cita – cita setinggi langit, jangan pernah
takut. Menemukan masalah ..hadapilah. Mimpi dan impian setiap guru, bahwa dari
sekian banyak siswa – siswinya. Ada yang akan meneruskan mimpi dan impian
kepada anak bangsa. Yaitu menjadi Guru, menjadi penerus membangun bangsa. Saya
selalu teringat, dulu sewaktu sekolah, saya senang kalau diminta membantu guru,
entah menulis dipapan tulis, atau sekedar mengkoreksi hasil ulangan kami. Dan Bapak
Ibu guru selalu berkata “ Nak,. Suatu hari nanti kamulah yang akan berdiri
didepan kelas menggantikan kami untuk jadi guru. Mungkin Do’a dari Ibu bapak
guru terkabul ya.. akhirnya saya jadi guru.
Komentar
Posting Komentar